10.29.2009

IBU

Ibu. Tiada sosok manusia sehebat ibu.
Tanpa mengeluh dia membawa-bawa kita dalam kandungannya. Meski tubuhnya tertatih-tatih saat berjalan, sulit tidur karena tubuhnya yang makin tambun, sakit pinggang dan sakit punggung karena kita tumbuh makin besar dalam perutnya.
Mengerang, mengaduh kesakitan saat kita lahir dari rahimnya. Peluh, sakit, darah bersimbah tak dirasa saat orok yang didamba -kita- hadir dalam peluknya. Dendang nina bobok menidurkan orok --kita-- agar terlelap.
Air susunya menjadi nutrisi si orok --kita. Pipis dan kotoran kita dia bersihkan tanpa keluh. Semua dia lakukan dengan kasih sayang.
Kadang saat dia sendiri sedang lapar atau haus namun mendengar orok merengek ...apa yang dia lakukan?
Makan urung dia lakukan. Bergegas si orok dia tengok dan diupayakan agar tenang.
Sekian puluh tahun kemudian...ibu sudah beranjak tua..renta..rapuh. sakit-sakitan
Tawa canda anak-anak saat masih kecil-kecil tiada lagi...
berebutan makan saat disuapi ibu sudah lewat
masa-masa suka cita dibuatkan baju baru untuk lebaran sudah berlalu
masa-masa menyenangkan menyantap masakan ibu sudah tak ada lagi
ibu mengajarkan bagaimana kita menjadi manusia berbudi, santun dan berjiwa besar
ibu mengajarkan bagaimana menjadi manusia yang tahu terimakasih
ibu mengajarkan bagaimana menjadi manusia jujur, tak mudah menyerah dan tak mudah mengeluh
"Ibu adalah madrasah utama" hadist yang amat pas menggambarkan betapa hebatnya peran ibu. ibulah rujukan untuk "masalah hati, moral, empati" yang paling Top
Kini sosok yang bunda panggil ibu terbaring lunglai...organ utama sudah mengalami penurunan dahsyat. Tim dokter menyebutnya kerusakan multi organ.
Rasanya baru kemarin ini berbincang-bincang ingin membuat makanan yang kami lihat sama-sama dari salahsatu majalah.
rasanya baru kemarin ini ibu mendengar "curhat" bunda...
rasanya baru kemarin ini ibu menasehati apa arti sabar, arti sayang, arti jujur dan arti kesetiaan terhadap pasangan..
Bunda paham...ibu sudah lelah dengan sakitnya. bulan Mei lalu juga lama dirawat di rumahsakit. Bahkan seingat bunda, sejak bunda sekolah SD ibu sudah sering sakit.
Tapi itulah hebatnya ibu... beliau jarang mengeluh... beliau sosok tegar yang jempolan. Ayah yang sering tugas ke luar kota dan keluar negeri membuat ibu jadi perempuan tangguh.
Ibu memang sudah lelah... selang infus, dan selang-selang lainnya di kiri kanan tangan ibu, juga di kaki beliau. Duuuh saat beliau mengerang...rasanya hati ini begitu miris...sakit..perih..namun tiada daya membantunya.
Kita memang tidak boleh egois ya. Artinya, kita seolah-olah memiliki ibu, ayah, atau apapun itu sebagai hal mutlak yang kita miliki sepenuhnya. Ternyata Allah lah sang Pemilik yang Utama. Ibarat kata, kita juga diberi hak untuk meminjamnya. Karena dipinjami olehNya, maka kita harus merawatnya, menjaganya, menyimpannya dengan baik, amanah, jujur dan hati-hati. Sehingga jika suatu saat yang Dia pinjami kepada kita sudah harus dikembalikan ya kita harus ikhlas....................
karena itu dalam kondisi kritisnya ibu yang sudah terbaring seminggu di ICU.... bunda berusaha untuk bisa ikhlas... karena tak sanggup melihat penderitaan beliau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sobat Bunda semua, terimakasih sudah bersedia meninggalkan komentar. Mau nyampein kritik juga boleh... Monggo tak perlu ragu-ragu.
Jika ada kekeliruan, mohon dimaafkan yaaa