10.05.2008

Tradisi Sungkeman Saat Berlebaran

Alangkah senangnya mereka yang terdiri dari keluarga besar. Saat lebaran tiba terbayang indahnya berkumpul dengan sanak saudara, bersilaturahmi. Terutama berkumpul di rumah keluarga yang dituakan. Semua handai taulan berkumpul, tua muda, laki-laki dan perempuan tumpah ruah dalam kebersamaan. Tak ada wajah muram dan sedih. Semua bergembira menyambut hari Kemenangan. Menang karena sebulan sudah mampu menahan hawa nafsu.
Bagi keluarga seangkatan ayah bunda, oom-tante2 atau kakek nenek kita, mungkin berkumpul dalam keluarga besar jadi hal yang lumrah. Tapi dengan program KB, tampaknya keluarga kecil hanya dengan satu atau dua anak kini semakin merata. Artinya, pemandangan bersilaturahmi dalam keluarga besar sekaligus, akan semakin menjadi pemandangan langka. Modernisasi juga membuat acara sungkeman semakin ditinggalkan. Silaturahmi dengan hanya bersalaman atau salam tempel, rasanya kurang pas sebagai ungkapan mendalam saat Idul Fitri tiba. Apalagi jika itu dilakukan kepada orangtua kita sendiri.Namun yang terjadi memang demikian. Apakah karena saya berasal dari suku Jawa/Sunda ya, yang melihat tradisi sungkeman kepada orangtua dan yang dituakan dalam keluarga tetap penting saat lebaran tiba. Mungkin juga karena setiap keluarga memang memiliki tradisi yang berbeda saat acara silaturahmi dalam keluarga besar di Hari Raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sobat Bunda semua, terimakasih sudah bersedia meninggalkan komentar. Mau nyampein kritik juga boleh... Monggo tak perlu ragu-ragu.
Jika ada kekeliruan, mohon dimaafkan yaaa